Pexels |
Tak hanya itu, cerita kita juga akan diperkaya oleh perkembangan internet dan teknologi yang memang sejalan dengan tumbuh kembang generasi Z. dari pesan BBM hingga whatsapp, setidaknya kita juga pernah mengalami bagaimana MMS itu terasa lebih keren daripada sms.
Dan yang paling patut kita syukuri adalah, kita bukan generasi yang terlalu kolot atau terlalu alay secara bersamaan karena informasi baru yang memang gencar-gencarnya sering kita dapatkan setiap harinya. Lantas dari semua itu, ada beberapa sebab kenapa menjadi generasi Z itu menyenangkan sekaligus membanggakan. langsung saja.
Mengalami masa kecil tanpa gadget yang sering dibanggakan oleh milenial
Pexels |
Karena tumbuh dalam masa peralihan zaman, masa kecil generasi Z juga dihiasi oleh permainan anak tradisional seperti halnya petak umpet. Bagi kalian yang masa kecilnya pada periode 2000-an awal, pasti mengalami bagaimana indahnya bermain sepakbola sampai maghrib, bermain masak-masakan bagi anak perempuan atau permainan petak umpet yang kombinasi antar berbagai gender didalamnya.
Selain itu, masih hangat dalam ingatan, Di siang hari yang cerah sehabis sekolah, film warkop DKI adalah tontonan bareng yang selalu ditunggu sembari menunggu panas mereda. Selain warkop, film-film laga jaman dulu juga terlalu asyik untuk dilewatkan. Namun sebelum itu, terdapat petuah bijak dari bang napi yang masih melekat di kepala hingga kini. Waspadalah!
Faktanya, bukan hanya milenial saja yang mengalami masa kecil terbaik. Meskipun terkesan singkat, para generasi Z pun mengalami masa kecil bahagia tanpa gadget yang sering dibanggakan oleh milenial zaman sekarang. Iya kan?
Melihat dan mengalami langsung perkembangan teknologi
Pexels |
Beranjak dewasa dan memulai sekolah, teknologi handphone masa SD kita masih dirajai oleh Nokia. Handphone legendaris ini sangat didambakan oleh anak-anak maupun remaja pada zaman dulu. selain karena fiturnya yang modern, HP nokia juga memiliki berbagai permainan menghibur yang bagaikan wahana permainan pada zamannya.
Berbicara tentang permainan, rasanya di periode ini tak lengkap jika tak membawa playstation dalam ikut serta cerita nostalgia, khususnya untuk kaum pria. Cerita pulang sekolah langsung pergi ke rental dan dijemput emak di sorenya sudah menjadi bahan ceritaan yang berulang tiap hari. Namun, karena selalu bermain bersama kawan sepermainan, sangat jarang kita menemui kesepian maupun merasa sendirian dalam keseharian bermain.
Beranjak ke masa SMP kala kita mengenal kecantikan kakak kelas dan merasakan untuk pertama kali indahnya dunia asmaraloka, berbagi pin BBM sudah seperti pintu gerbang menuju dunia cinta yang lebih dalam lagi. Bukan tanpa alasan, karena umumnya generasi Z, pada masa inilah berkenalan teknologi baru bernama Blackberry. Dari pin yang ditulis sembarang di toilet hingga Broadcast yang berisi referensi menemukan kenalan baru. Tapi tak jarang pula pesan BC kadang membuat kita tertipu, pasalnya, kita selalu mengira bahwa gebetanlah yang mengirim pesan namun setelah dilihat yang keluar hanya pesan BC tak karuan. Enek kan?
Beralih ke masa SMA, keberadaan Blackberry mulai tergerus oleh invasi android. Di masa ini pula, para remaja bermigrasi mengikuti perkembangan zaman dan beralih menjadi pengguna Android. Selain fitur yang lebih unggul, Android juga memberikan kenyamanan lebih pada penggunanya kala Blackberry message (BBM) ternyata bisa terinstal di platform baru ini. Jadi, langsung saja semua orang semakin deras menjadi pengguna baru android. Dan android sendiri, hingga kini menjadi platform paling banyak digunakan oleh manusia digital.
Dari Facebook Hingga Instagram, semua telah dirasakan generasi Z lebih awal
Pexels |
Rerata, generasi Z mengenal facebook pertama kali saat-saat pertama facebook diluncurkan. Sudah menjadi rutinitas pergi ke warnet kemudian membuka youtube dan memutar lagu galau pada zamannya sembari membuka facebook. Sebuah kombinasi alami kala pergi ke warnet. Jadi, sebelum emak-emak gaul mulai menginvasi facebook di masa kini, mereka sudah merasa bosan dan beralih pada twitter maupun instagram.
Namun, hanya sedikit yang beralih pada twitter setelah kesuksesan musim facebook. Selain tampilan pengguna yang tidak familiar dengan anak alay, twitter juga hanya berisi teks yang membuat mereka bosan bahkan tak jarang ada yang tak mengerti menggunakannya. Mungkin hanya sebagian dari generasi Z pada zamanya yang bermigrasi pada twitter karena dirasa lebih elegan dan terjauh dari kata-kata alay kombinasi gabungan antara angka dan karakter.
Barulah pada 2 tahun belakangan, kedatangan instagram kembali menyatukan netijen twitter dan facebook yang berembuk menjadi satu kembali. Namun, perbedaan mendasar dari kedua netijen ini adalah, para makhluk dari twitter terlihat lebih kalem dalam berinstagram ria ketimbang netijen pengalihan dari facebook. Wajar memang, mungkin cuitan bijak yang selalu berseliweran di timeline twitter lebih jauh bermakna sehingga mempengaruhi pola pikir netijen twitter itu sendiri. Berbeda halnya dengan facebook yang diisi oleh status cinta sehingga minimnya edukasi didalamnya.
Namun, menarik untuk ditilik, Salah satu lagi hal yang berbeda antar keduanya adalah netijen twitter terlihat tak mudah tersinggung kala berinstagram. Terkadang malah netijen twitter yang sudah kebal dengan kata baperan, melihat segala sesuatu komentar netijen lain ditanggapinya lebih adem dan positif. Mereka tak serta merta langsung berkobar jarinya kala idola mereka dihina, dicaci dan di kritik oleh pihak lain. Hal ini tak lain karena kebiasaan mereka yang sering berargumen dengan diksi bahasa yang tinggi di twitwar.
Inilah keadaan yang dibenci oleh para introvert
Pernah mengalami indahnya berkirim salam lewat Radio
Pexels |
Apakah masa remaja kalian juga familiar dengan penyiar radio? Jika iya maka mungkin kita satu generasi baik milenial maupun Z. dari request lagu favorit pada penyiar via sms maupun telepon langsung, hingga mencoba mengirim salam pada kekasih pujaan di luar sana adalah sesuatu yang ditunggu dan tersurat kallimat romansa di dalamnya.
Karena kenangan inilah, para Generasi Z juga masih suka bernostalgia dengan radio meskipun sekarang makin banyak platform musik digital yang jauh lebih canggih. Anehnya, pernah nggak sih kalian merasa bahwa lagu yang diputar di radio terdengar lebih merdu dan enak didengar ketimbang kita memutarnya sendiri. Sangat sulit memang menjelaskannya, tapi memang begitulah adanya.
Ternyata, jika mengkaji kembali perkembangan zaman, sudah saatnya para generasi Z merasa beruntung karena selalu mempunyai kesempatan untuk mencoba teknologi baru di era digital. selain itu semua, adakah kalian yang merasa pengalaman berbeda selama menjalani kehidupan sebagai generasi z ini? Jika ada yuk ceritakan pengalaman kalian di kolom komentar sekedar untuk bernostalgia betapa beruntungnya kita.
Comments
Post a Comment
Silahkan Berkicau